Pengikatan hewan dengan benar sebelum proses penyembelihan sangat penting, terutama dalam konteks penyembelihan halal tanpa pemingsanan. Kualitas sayatan dapat terpengaruh negatif jika hewan menjadi panik atau gelisah akibat pengikatan. Penggunaan teknik pengikatan yang meminimalkan stres pada hewan dapat meningkatkan kesejahteraan dan keamanan selama proses penyembelihan, serta meningkatkan kualitas produk. Selama penyembelihan halal, hewan harus diletakkan pada sisi kiri dengan arah menghadap kiblat (Arab Saudi). Penyembelihan dilakukan dengan menyajikan leher hewan ke arah kiblat. Menurut aturan Islam, hewan harus diikat dan diangkat setelah mengalami pendarahan dan kehilangan kesadaran. Praktik ini memiliki tujuan historis untuk memaksimalkan pengeluaran darah melalui tekanan tubuh terhadap jantung, mengingat larangan konsumsi darah dalam Islam. Penelitian telah mendukung bahwa penyembelihan dalam posisi horizontal meningkatkan pengeluaran darah dibandingkan dengan posisi vertikal. Beberapa metode pengikatan, seperti mengangkat hewan dengan kaki belakang, telah menyebabkan penderitaan yang tidak perlu dan bertentangan dengan ajaran Islam serta undang-undang kesejahteraan hewan. Metode pengikatan yang disukai oleh beberapa pihak, seperti ASPCA, masih memiliki kerugian seperti aspirasi darah ke dalam paru-paru dan pendarahan buruk. Penggunaan metode pengikatan tegak oleh otoritas halal Eropa masih kontroversial. Studi telah melaporkan bahwa pengikatan hewan dalam posisi telentang dapat mengakibatkan kesejahteraan yang buruk dan kontaminasi postmortem.
Metode pengekangan sapi dalam posisi lateral recumbency (miring pada sudut 90°) merupakan pilihan utama di banyak fasilitas pemotongan hewan halal karena kesesuaiannya dengan prinsip halal. Meskipun metode ini tidak menimbulkan tekanan pada diafragma, aorta, atau pembuluh darah besar, tekanan pada organ internal lainnya masih mungkin terjadi. Di rumah potong hewan daging merah, metode pengekangan yang umum meliputi penggunaan konveyor berbentuk V, penahanan dalam posisi tegak, atau menggunakan kandang putar dengan inversi penuh atau setengah. Untuk unggas, posisi yang umum adalah digantung secara vertikal menggunakan belenggu.
Penelitian yang melakukan evaluasi terhadap berbagai sistem pengekangan hewan selama penyembelihan halal menunjukkan bahwa semua metode pengekangan dapat menyebabkan reaksi stress pada hewan, meskipun tingkat yang paling tinggi terjadi ketika hewan diputar miring. Persentase hewan yang mengalami pendarahan yang cukup juga bervariasi tergantung pada posisi pengekangan, dengan persentase tertinggi terjadi ketika hewan dibalikkan ke samping, sedangkan persentase terendah terjadi ketika hewan dipotong dengan posisi tegak. Interval waktu antara pengekangan dan pemotongan leher juga terpendek pada hewan yang dikekang secara manual dalam posisi miring.
Penelitian lain menunjukkan bahwa posisi penyembelihan dapat mempengaruhi jumlah pendarahan. Sebagai contoh, kehilangan darah setelah penyembelihan domba lebih tinggi ketika karkas digantung secara vertikal daripada ketika digantung dengan posisi tegak dalam V-restrainer. Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan orientasi dan gravitasi hewan. Demikian pula, pada sapi, pendarahan lebih efisien terjadi pada hewan yang digantung secara vertikal dengan kaki belakang dibelenggu dibandingkan dengan hewan yang berada dalam posisi horizontal.
Gambar 1.
Lokasi sayatan saat penyembelihan sapi (ruminansia) yang halal. 1: trakea; 2: esofagus; 3: vena jugularis eksterna dextra; 4: arteria carotis communis; 5: arteria carotis eksterna dextra; 6: arteria carotis interna dextra; 7: arteria maxillaris; 8: vena maxillaris; 9: vena linguofasialis; 10: truncus linguofasialis.
Kemungkinan aspirasi darah ke saluran pernapasan selama penyembelihan sapi telah dilaporkan dalam beberapa posisi. Gregory dkk. [27] menunjukkan aspirasi darah saat sapi berdiri, sedangkan Otoritas Keamanan Pangan Eropa [46] menyoroti risiko tersebut dalam posisi terbalik.
Tradisionalnya, penyembelihan halal dilakukan secara manual tanpa bantuan mesin, menjadikan posisi berbaring di sisi kiri dan menghadap kiblat merupakan pilihan yang sesuai. Namun, untuk unggas yang dikekang dan digantung vertikal serta dalam penyembelihan mekanis, memenuhi persyaratan posisi hewan menjadi sulit. Meskipun dalam hukum Islam disebutkan bahwa "semua hewan kecuali unta" [13] harus disembelih dalam posisi berbaring di sisi kiri, sebuah fatwa menyatakan bahwa untuk unggas halal, meskipun posisi berbaring di sisi kiri dianggap lebih disukai, tidak diwajibkan.