Ramadhan dan RPH

Juleha-Jbr. Sahabat Juleha, Ramadhan di negeri ini selalu terasa berbeda jika dibanding hari-hari biasa. Barangkali karena mayoritas masyarakat kita adalah muslim, sehingga event tahunan ini selalu mempengaruhi suasana di tengah masyarakat. 

Pengaruh itu tidak hanya yang terkait dengan peribadatan, tetapi juga terhadap sektor lain, diantaranya sektor ekonomi. Setiap Ramadhan dan Idul Fitri, kebutuhan masyarakat setidaknya di dua sektor, yakni pangan dan sandang, meningkat secara signifikan. Hal ini bisa dilihat dari geliat gairah pusat-pusat perbelanjaan pangan dan sandang, baik yang modern maupun yang tradisional.

Peningkatan kebutuhan masyarakat di sektor pangan, satu diantaranya adalah ditandai peningkatan konsumsi daging ditengah masyarakat. Meski efeknya beban masyarakat juga semakin tinggi, karena harga-harga cenderung merangkak naik.

Meski harganya semakin mahal, tetapi kebutuhan daging di masyarakat meningkat drastis, terutama diakhir-akhir Ramadhan jelang hari raya. Bahkan peningkatan itu diperkirakan bisa mencapai 300%.. Ini terlihat dari hewan (sapi) yang dipotong di RPH meningkat 3 kali lipat dari hari biasa.

Untuk menjamin ketersediaan daging yang berkualitas, yakni yang halal dan thoyyib, maka berbagai pihak terkait harus bersama-sama memikirkan hal itu.Sahabat Juleha, penulis kali ini akan fokus pada kebersihan dalam menangani daging, terutama saat proses penyembelihan dan pasca penyembelihan, hingga daging itu siap dibawa ke pasar. Proses ini sebagian besar terjadi saat di RPH (Rumah Potong Hewan).

Gambar 1. Proses Penyembelihan Sesuai dengan Syariat Islam

Gambar 2. Daging sapi yang telah disembelih secara halal

Dilapangan masih banyak kita temui kondisi yang kurang pendukung untuk terjaminnya kebersihan dalam menangani daging. Ada beberapa hal yang patut diperhatikan agar daging bisa terjaga hieginitas dan kebersihannya, diantaranya:

1. Kebersihan hewan saat akan dipotong

2. Kebersihan tempat pemotongan 

3. Kebersihan tempat meletakkan daging

4. Kebersihan para pekerjanya

5. Pemisahan daging dengan jeroan


Tentang kebersihan hewan saat akan dipotong, ini minim sekali mendapat perhatian. Hewan yang akan dipotong masih banyak yang dalam kondisi sangat kotor. Kondisi ini bisa mempengaruhi kebersihan dagingnya saat berlangsung proses pemotongan. Seharusnya sebelum hewan itu dipotong, dibersihkan dulu. Selain tidak mengkontaminasi daging pasca penyembelihan, hewan yang dibersihkan/dimandikan itu bisa lebih tenang dan mengurangi stress menjelang proses pemotongan.


Kebersihan tempat pemotongan juga harus mendapat perhatian. Masih banyak kita temui, tempat pemotongan sangat kotor. Kotoran hewannya bercampur dan tidak dibersihkan secara tuntas, sehingga saat pemotongan masih ada kotoran yang ada disekitarnya. Keadaan ini juga berpotensi mempengaruhi kebersihan daging.


Kebersihan tempat daging juga kurang mendapat perhatian. Daging yang sudah dipisahkan dari tulang diletakkan dilantai yang tidak bersih. Hal ini tentu akan mempengaruhi kebersihan daging.

Sementara terkait para pekerja, kita mendapati banyak dari mereka yang tidak mengenakan APD standar saat proses penyembelihan dan penanganan daging. Setelah proses pemotongan, mereka langsung menangani daging, tanpa cuci tangan dulu. Padahal saat proses pemotongan, mereka pegang tali, badan hewan dll, yang semuanya rata2 kotor.


Berikutnya, harus diperhatikan pula pemisahan antara daging dengan jeroan, terutama jeroan hijau. Termasuk kalau ada tanda-tanda jeroan yang tidak sehat, misalnya hati yang ada tanda-tanda terinfeksi cacing, maka harus segera dipisahkan. Semoga beberapa kelemahan ini mendapat perhatian pihak-pihak terkait. Sehingga masyarakat mendapatkan jaminan memperoleh daging yang halal, sehat lagi bersih